PT. Pos Indonesia Bisa Bertahan

Tidak dapat dipungkiri perkembangan zaman & kemajuan tekhnologi saat ini membuat orang-orang akan bertanya, apakah Pos bisa bertahan ? Wajar saja dengan semakin meningkatnya penggunaan ponsel dalam berkomunikasi saat ini membuat posisi pos kian tergeser. Puncaknya adalah di tahun 1998, jumlah surat saat itu semakin sedikit dan wajar saat itu Pos sempat mengalami kebangkrutan. Masih terlalu banyak hal yang perlu di perbaiki oleh Pos untuk bisa bersaing.

Hal itulah yang membuat Pos terus melakukan perbaikan & diversifikasi bidang usaha. Saat ini Pos yang sudah mulai mengembangkan bidang bisnisnya tidak hanya bersandar pada jasa pengiriman saja, melainkan juga sudah mulai merambah bisnis keuangan seperti Pengiriman Uang Cepat tanpa rekening (Wesel Instan), Pengriman Uang antar negara (Western Union), dan bekerja sama dengan perusahaan pembiayaan dalam hal pembayaran angsuran. Selain itu Pos juga secara perlahan sudah mulai memasuki bisnis Retail & Properti, yaitu dengan menggandeng beberapa perusahan seperti Indomaret Alfamart, dan Circle K untuk mendirikan Postshop atau minimarket, mendirikan Hotel dengan memanfaatkan lahan-lahan strategis milik Pos. Untuk hotel saja Pos telah mengeluarkan biaya mencapai Rp. 75 Milia. Saat ini Pos memiliki aset sebanyak 5 Triliun dalam bentuk properti dengan luas 500-2000 meter persegi. Dari 2200 properti yang dimiliki Pos 200 diantaranya telah siap dimanfaatkan. Apalagi dengan akan dibentuknya Bank Join Venture antara Pos, Mandiri, dan Taspen, maka Bsinis di bidang Jasa Keuangan akan semakin berkembang nantinya, meski begitu hal itu masih perlu mendapat perhatian lebih nantinya.

Salah satu kelebihan itu adalah bahwa Pos memiliki properti yang sangat banyak yang tersebar di seluruh Indonesia berupa kantor-kantor cabang. Dengan begitu peluang-peluang itu tentu masih harus mendapat perhatian lebih. Dengan memperhatikan peluang pasar daerah sekitar tentunya.

Hal yang menarik dari Pos adalah mampunya Pos Indonesia belajar dari keberhasilan negara tetangga yang mampu menyelamatkan Posnya dari kebangkrutan seperti Jepang, Korea, & Australia yang telah berhasil melakukan diversifikasi usaha posnya. Dengan tetap menjaga brand, Pos ternyata berhasil melakukan diversifikasi dan meyelamatkan diri dari kebangkrutannya. Hal ini terbukit dari laba yang dicapai pada tahun 2012 yang mencapai 211 Miliar.

Diversifikasi itu ternyata tidak hanya di bidang jasa keuangan & bisnis properti saja, ternyata dalam upaya menjaga merk dan melakukan inovasi-inovasi terhadap produknya Pos telah menggandeng Merpati untuk kerjasama logistik. dan PT. UPS Cardig Internastional. Sehingga yang tadinya Pos sudah menjangkau layanan pengiriman ke 200 negara lain di dunia bisa bertambah dan juga lebih lebih efektfi dengan adanya kerjasama itu.